Pelurusan Kedelapan
فناء النار
Kebinasaan Neraka
Dalam hal ini Ibnu Taimiyyah memiliki dua pandangan yang berseberangan
satu sama lainnya. Demikiannya juga muridnya ; Ibnul Qayyim.
Para pentaqlid buta Ibnu Taimiyyah
menutup mata dari realita fatwa Ibnu Taimiyyah yang mengatakan Neraka akan
musnah (tidak abadi). Dan memilih pendapat sebaliknya dari Ibnu Taimiyyah pula,
lalu menuduh fitnah kepada orang yang mengatakan Ibnu Taimiyyah meyakini
musnahnya neraka.
Jawaban :
Benarkah Ibnu Taimiyyah tidak
berpendapat neraka akan musnah ? atau benarkah Ibnu Taimiyyah hanya berfatwa
neraka abadi (tidak musnah)?
Suatu kepercayaan kuat dan akurat dalam
sejarah jika yang berbicara adalah orang-orang yang hidup sezaman dan melihat, menyaksikan
serta mendengar langsung kepada tokoh-tokoh dalam sejarah tersebut, daripada
kesaksian orang-orang setelahnya yang tidak hidup sezaman dan tidak
menyaksikannya.
Pendapat Ibnu Taimiyyah yang mengatakan
Neraka akan musnah, memang benar adanya dan inilah yang dikuatkan oleh Ibnu
Taimiyyah terlebih oleh muridnya yang bernama Ibnul Qayyim. Pendapat musnahnya
neraka dari Ibnu Taimiyyah telah disaksikan oleh ulama yang sezamannya di
antaranya al-Imam Subuki hingga beliau mengarang kitab bantahannya dengan judul
al-I’tibar bi Baqoil Jannah wan Naar dalam membantah argumentasi yang
dilontarkan Ibnu Taimiyyah tentang kemusnahan neraka. Dan setelah itu
muncul
syaikh Muhammad bin Ismail ash-Shan’aani yang hidup lebih dekat kurunya dengan
Ibnu Taimiyyah menulis bantahan dengan
kitabnya Raf’ul Astaar fii Ibthali adillatil qaailiin bi fanaain Naar bahkan Albani pun
telah mentahqiq kitab ash-Shan’ani itu dan turut mendukung serta menguatkan
argumentasi yang dipaparkan ash-Shan’ani. Dan bahkan Albani ikut memberikan
komentar dan kritikan keras kepada Ibnu Taimiyyah atas pendapatnya neraka akan
musnah. Dalam muqaddimahnya Albani berkata :
فدرستها دراسة دقيقة واعية لأن مؤلفها الإمام الصنعاني رحمه الله تعالى رد
فيها على شيخ الإسلام ابن تيمية وتلميذه ابن القيم ميلهما إلى القول بفناء النار
بأسلوب علمي رصين دقيق
“ Aku telah mentela’ah
dan mempelajarinya secara mendalam dan seksama, kerana sipenulisnya; imam
ash-Shan’ani Rh telah membantah syaikh Ibnu Taimiyyah dan muridnya dari
kecondongannya pada pendapat musnahnya neraka dengan metode yang ilmiyyah dan
mendalam “.[1]
Albani telah
menegaskan bahwa Ibnu Taimiyyah dan muridnya condong terhadap pendapat
musnahnya neraka yang juga memperkuat argumentasi syaikh ash-Shan’ani.
Mungkinkah Albani dan syaikh ash-Shan’ani yang dinilai tsiqah oleh wahhabi itu
berdusta?
Lebih lanjut Albani mengatakan :
قلت : ففي الحديث دلالة قاطعة على بطلان دعوى فناء النار لأنه
جعلها كالجنة من حيث خلود أهلها فيما هم فيه من العذاب إلى الأبد فكما أن الجنة لا
تفنى أبدا فكذلك النار لا تفنى أبدا وكل ذلك واضح بين إن شاء الله تعالى
بعد هذا أعود فأقول : عن ما تقدم من الآيات والأحاديث صريحة
في الدلالة على بطلان القول بفناء النار فكيف
ذهب إليه شيخ الإسلام ابن تيمية وانتصر
له تلميذه ابن قيم الجوزية ؟
“ Aku katakan : “
Dalam hadits ini menunjukkan dalil yang pasti bathilnya pendapat musnahnya
neraka, karena (hadits) itu menyamakan dengan seperti surga dari kekalnya
penghuninya dari adzab yang mereka rasakan selamanya, demikian juga neraka
tidak akan musnah selamanya. Semua itu cukup jelas insya Allah. Setelah ini aku
akan mengulangi, maka aku katakan : “ Ayat-ayat dan hadits-hadits yang telah
berlalu itu telah sangat jelas menunjukkan bathilnya pendapat musnahnya neraka,
maka bagaimana bisa Ibnu Taimiyyah berpendapat seperti itu, dan didukung pula
oleh muridnya Ibnul Qayyim ? “ [2]
Dalam komentar
Albani ini, cukup jelas menyatakan bahwa Ibnu Taimiyyah lebih condong
berpendapat akan musnahnya neraka, bahkan muridnya yaitu Ibnul Qayyim
menguatkan pendapat gurunya tersebut...maka tidak salah jika ada orang
mengatakan bahwa Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim berpendapat musnahnya neraka
(tidak kekalnya neraka) kerana itu fakta dan realita.
No comments: